Tempo de Execução (0,00343 segundos)
#1

Interpretation of ( Al-Anfal 48 ) in Malay by Abdullah Muhammad Basmeih - ms


[ وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ ] - الأنفال 48

#2

Interpretation of ( Al-Hajj 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[22 ~ AL-HAJJ (IBADAH HAJI) Pendahuluan: Madaniyyah, 78 ayat ~ Surat yang terdiri atas 78 ayat ini termasuk kelompok surat-surat Madaniyyah, kecuali ayat 52, 53 54 dan 55. Surat ini diawali dengan perintah untuk takut kepada Allah dan peringatan tentang berbagai peristiwa menakutkan yang akan terjadi pada hari kiamat. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan bukti pembangkitan berupa gambaran tentang proses penciptaan manusia dan tumbuh- tumbuhan. Surat ini juga menyinggung sikap memperdebatkan Allah beserta akibatnya. Diteruskan dengan pembicaraan tentang hal ihwal ibadah haji--persoalan yang digunakan sebagai judul surat ini--dan keharusan untuk mengagungkan rincian amalan-amalannya. Setelah itu semua, surat ini berturut-turut membahas tentang izin Allah untuk melakukan peperangan demi membela diri, tentang pemberian hiburan kepada Nabi Muhammad atas perlakuan kaumnya dengan menyebutkan kisah perjalanan para rasul terdahulu dan penindasan kaum mereka, tentang bukti-bukti kekuasaan Allah, serta tentang batasan tugas rasul yang hanya berkewajiban memberi peringatan, bukan menciptakan orang baik. Pada bagian akhir, surat ini melontarkan tantangan kepada para sekutu Allah, yang didakwakan oleh orang-orang musyrik, untuk menunjukkan betapa bodohnya orang-orang musyrik itu. Mengapa? Karena para sekutu itu ternyata tidak mampu menciptakan lalat, makhluk Allah yang paling lemah itu. Bahkan bila lalat itu secara kebetulan mencuri sesuatu darinya, ia tidak mampu menyelamatkannya. Selanjutnya, disebutkan seruan untuk mengerjakan salat, zakat dan berjuang di jalan Allah. Seruan yang tidak dimaksudkan untuk terlalu membebani dan menimbulkan kesulitan itu adalah ajaran yang terkandung dalam agama Nabi Ibrâhîm, ayahanda Nabi Ismâ'îl dan moyang marga 'Adnâniyyah. Dengan memenuhi seruan-seruan itu, umat Islam kelak akan mendapatkan persaksian dari Rasulullah saw. bahwa beliau telah menyampaikan misi suci dari Allah. Di samping persaksian Rasul tersebut, mereka sendiri akan menjadi saksi, berdasarkan al-Qur'ân, atas bangsa-bangsa terdahulu, bahwa rasul-rasul mereka juga telah menyampaikan risalah suci. Dan terakhir, surat ini ditutup dengan pesan untuk meminta perlindungan kepada Allah, sebaik-baik pelindung dan penolong.]] Hai manusia, takutlah kalian akan siksa Tuhan. Dan ingatlah selalu akan hari kiamat, karena kegoncangan yang terjadi pada hari itu sangat dahsyat, mencekam dan menggetarkan semua makhluk hidup. ] - Interpretation of ( Al-Hajj 1 )

[ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ ] - الحج 1

#3

Interpretation of ( Al-Ankabut 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[29 ~ AL-'ANKABUT (LABA-LABA) Pendahuluan: Makkiyyah, 69 ayat ~ Surat yang berisikan 69 ayat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyyah, kecuali ayat 1 sampai 11 yang merupakan ayat-ayat Madaniyah. Surat ini dimulai dengan keterangan bahwa keimanan orang-orang Mukmin harus diuji dengan cobaan-cobaan dan berjihad mempertahankan negeri kebenaran dan keimanan. Manusia telah dipesankan untuk berbuat baik kepada orangtuanya, dan juga diperintahkan untuk berjihad, sehingga terkumpul perintah untuk berbuat baik (ihsân) dan perintah untuk berjihad. Di dalamnya juga ada keterangan tentang kelompok-kelompok manusia dari segi keimanannya. Di antara mereka ada yang mengaku, dengan lisannya, telah beriman tetapi hatinya tidak tunduk. Kemudian surat ini menuturkan kisah Nabi Nûh dan jihadnya di antara kaumnya, juga kisah Nabi Ibrâhîm dalam dakwahnya serta keterangan tentang bentuk pelajaran yang diambil oleh Nabi Muhammad. Kemudian dilanjutkan dengan keterangan tentang reaksi kaum Nabi Ibrâhîm. Setelah itu kisah tentang Nabi Lûth dan kaumnya, pengutusan rasul-rasul Allah dari jenis malaikat untuk membinasakan mereka, dan selamatnya keluarga Lûth kecuali istrinya. Kemudian diteruskan dengan memaparkan kisah Nabi Syu'aib dengan penduduk Madyan, Nabi Hûd dengan kaum 'Ad, Nabi Shâlih dengan kaum Tsamûd, kesombongan Qârûn, Fir'aun, Hâmân dan akibat dari perbuatan mereka. Dalam surat ini Allah menjelaskan bahwa peribadatan orang-orang musyrik kepada berhala-berhala sebenarnya berasaskan pada alasan yang lebih lemah daripada sarang laba-laba. Dan perumpamaan seperti ini tidak akan diketahui kecuali oleh orang-orang yang menggunakan akalnya. Kemudian Allah memerintahkan nabi-Nya untuk tidak membantah Ahl al-Kitâb kecuali dengan cara yang baik. Setelah itu Allah mengisyaratkan bahwa Rasulullah adalah seorang yang buta huruf, dan hal itu merupakan bukti akan kebenaran ajaran-ajarannya. Dalam surat ini juga disebutkan tentang sikap keras kepala orang-orang musyrik yang meminta mukjizat inderawi yang akan mereka ingkari, sebagaimana kaum Mûsâ mengingkarinya. Juga tentang permintaan mereka untuk segera diturunkan azab kepada mereka, sedangkan Allah telah menerangkan kepada mereka apa yang mereka hadapi. Allah menyebutkan juga tentang balasan orang-orang Mukmin dan kafir pada hari kiamat. Setelah itu, perhatian diarahkan kepada alam semesta dan karunia-karunia Allah yang ada di dalamnya, dan juga disebutkan tentang nilai dunia jika dibandingkan dengan akhirat. Keadaan orang-orang musyrik yang lemah dan kebergantungan mereka kepada Allah ketika mereka merasa takut, dan kekuatan serta kesyirikan mereka ketika mereka dalam keadaan aman juga disebutkan dalam surat ini. Selanjutnya Allah menerangkan nikmat-Nya kepada mereka di Bait al-Hârâm serta kekufuran mereka atas nikmat itu. Terakhir diterangkan pula tentang keutamaan para mujahid.]] Alif, Lâm, Mîm adalah huruf-huruf fonemis yang digunakan untuk menerangkan bahwa al-Qur'ân, sebagai suatu mukjizat, terdiri atsas huruf-huruf yang dapat mereka ucapkan dengan baik, di samping untuk menarik perhatian orang-orang yang mendengarnya serta memalingkan perhatian mereka kepada kebenaran. ] - Interpretation of ( Al-Ankabut 1 )
#4

Interpretation of ( Ash-Shura 2 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[42 ~ ASY-SYURA (MUSYAWARAH) Pendahuluan: Makkiyyah 53 ayat ~ Surat Makkiyyah yang berisi 53 ayat ini dinamakan al-syûrâ--berarti 'musyawarah'--untuk merangsang umat Islam agar selalu berpegang pada prinsip musyawarah dalam mengatur segala macam urusan kehidupannya. Hal itu diharapkan bisa mewujudkan keadilan dan kebenaran. Secara umum, surat ini mencakup banyak masalah agama dan bukti-bukti keimanan. Diawali dengan pembicaraan secara singkat mengenai al-Qur'ân yang merupakan wahyu dari Allah, membantah berbagai hujatan orang-orang kafir, dan banyak memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya, surat ini menerangkan betapa besarnya kekuasaan dan kekuatan Allah yang menurunkan al-Qur'ân itu. Tetapi, kendati disertai bukti-bukti yang dengan jelas menunjukkan bahwa al-Qur'ân berasal dari Allah, dapat kita ketahui, melalui bagian selanjutnya, bahwa ternyata kebanyakan orang masih saja mengingkarinya. Setelah itu, disebutkan pula penegasan kekuasaan Allah atas segala sesuatu dan keterangan mengenai kesatuan misi semua syariat yang pernah ada. Hal itu kemudian diikuti dengan keterangan tentang orang-orang yang mengingkarinya dan panduan kitab-kitab samawi menuju kebenaran, berikut kecaman terhadap sejarah dan perselisihan orang-orang musyrik dalam menyikapi kebenaran itu secara tidak benar. Surat ini kemudian membicarakan permintaan orang-orang yang melakukan pendustaan, dengan nada mengejek, agar siksaan yang diancamkan kepada mereka itu dipercepat. Pembicaraan selanjutnya beralih kepada hal-hal yang harus dilakukan oleh orang yang menyeru kepada agama, sifat lemah-lembut Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan peringatan untuk mereka agar tidak tenggelam dalam kesenangan dunia. Dalam bagian selanjutnya, surat ini menerangkan buruknya keadaan orang-orang kafir, dan baiknya keadaan orang-orang yang Mukmin di akhirat kelak. Diteruskan, kemudian, dengan pembicaraan mengenai tuduhan para pendusta bahwa komposisi al-Qur'ân adalah ciptaan Rasulullah saw. Padahal, mereka sendiri tidak mampu membuat sesuatu yang serupa dengan surat al-Qur'ân yang paling pendek sekalipun. Selanjutnya, secara berturut- turut disebutkan bahwa Allah menerima pertobatan orang-orang Mukmin, hikmah pembagian rezeki menurut ukuran yang sangat teliti. Bagaimana, misalnya, Allah tidak membuat semua orang menjadi kaya raya karena, dengan begitu, mereka semua akan sombong. Begitu juga sebaliknya, Allah juga tidak membuat semua orang menjadi miskin karena, jika demikian, mereka semua akan menderita. Ada yang dijadikan kaya dan ada pula yang dijadikan miskin. Setelah itu semua, surat ini berturut-turut menerangkan betapa besarnya manfaat hujan, penjelasan tentang bukti-bukti kekuasaan Allah di alam raya, dan penjelasan bahwa setiap musibah yang terjadi di dunia disebabkan oleh perbuatan maksiat. Kemudian disebutkan sekali lagi, kali ini dengan gaya yang berbeda, penjelasan tentang keadaan masing-masing dari kelompok Mukmin dan pelaku pendustaan di akhirat, bahwa para pendusta itu akan sangat terhina. Hal ini lalu diikuti dengan anjuran untuk bergegas melakukan kebaikan selagi belum habis kesempatan, sebelum selanjutnya memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Terakhir, surat ini menjelaskan kekuasaan Allah untuk memberi anak perempuan, laki-laki, kedua-duanya, atau bahkan untuk tidak memberi anak sama sekali kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Disebutkan pula cara-cara Allah dalam berbicara dengan para nabi-Nya. Akhirnya surat ini ditutup dengan penjelasan tentang jalan yang benar dan lurus yang harus diikuti.]] Hâ, Mîm. 'Ain, Sîn, Qâf. Seperti gaya al-Qur'ân dalam mengawali beberapa suratnya, surat ini pun diawali dengan lima huruf fonemis. ] - Interpretation of ( Ash-Shura 2 )

[ عسق ] - الشورى 2

#5

Interpretation of ( Ash-Shura 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[42 ~ ASY-SYURA (MUSYAWARAH) Pendahuluan: Makkiyyah 53 ayat ~ Surat Makkiyyah yang berisi 53 ayat ini dinamakan al-syûrâ--berarti 'musyawarah'--untuk merangsang umat Islam agar selalu berpegang pada prinsip musyawarah dalam mengatur segala macam urusan kehidupannya. Hal itu diharapkan bisa mewujudkan keadilan dan kebenaran. Secara umum, surat ini mencakup banyak masalah agama dan bukti-bukti keimanan. Diawali dengan pembicaraan secara singkat mengenai al-Qur'ân yang merupakan wahyu dari Allah, membantah berbagai hujatan orang-orang kafir, dan banyak memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya, surat ini menerangkan betapa besarnya kekuasaan dan kekuatan Allah yang menurunkan al-Qur'ân itu. Tetapi, kendati disertai bukti-bukti yang dengan jelas menunjukkan bahwa al-Qur'ân berasal dari Allah, dapat kita ketahui, melalui bagian selanjutnya, bahwa ternyata kebanyakan orang masih saja mengingkarinya. Setelah itu, disebutkan pula penegasan kekuasaan Allah atas segala sesuatu dan keterangan mengenai kesatuan misi semua syariat yang pernah ada. Hal itu kemudian diikuti dengan keterangan tentang orang-orang yang mengingkarinya dan panduan kitab-kitab samawi menuju kebenaran, berikut kecaman terhadap sejarah dan perselisihan orang-orang musyrik dalam menyikapi kebenaran itu secara tidak benar. Surat ini kemudian membicarakan permintaan orang-orang yang melakukan pendustaan, dengan nada mengejek, agar siksaan yang diancamkan kepada mereka itu dipercepat. Pembicaraan selanjutnya beralih kepada hal-hal yang harus dilakukan oleh orang yang menyeru kepada agama, sifat lemah-lembut Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan peringatan untuk mereka agar tidak tenggelam dalam kesenangan dunia. Dalam bagian selanjutnya, surat ini menerangkan buruknya keadaan orang-orang kafir, dan baiknya keadaan orang-orang yang Mukmin di akhirat kelak. Diteruskan, kemudian, dengan pembicaraan mengenai tuduhan para pendusta bahwa komposisi al-Qur'ân adalah ciptaan Rasulullah saw. Padahal, mereka sendiri tidak mampu membuat sesuatu yang serupa dengan surat al-Qur'ân yang paling pendek sekalipun. Selanjutnya, secara berturut- turut disebutkan bahwa Allah menerima pertobatan orang-orang Mukmin, hikmah pembagian rezeki menurut ukuran yang sangat teliti. Bagaimana, misalnya, Allah tidak membuat semua orang menjadi kaya raya karena, dengan begitu, mereka semua akan sombong. Begitu juga sebaliknya, Allah juga tidak membuat semua orang menjadi miskin karena, jika demikian, mereka semua akan menderita. Ada yang dijadikan kaya dan ada pula yang dijadikan miskin. Setelah itu semua, surat ini berturut-turut menerangkan betapa besarnya manfaat hujan, penjelasan tentang bukti-bukti kekuasaan Allah di alam raya, dan penjelasan bahwa setiap musibah yang terjadi di dunia disebabkan oleh perbuatan maksiat. Kemudian disebutkan sekali lagi, kali ini dengan gaya yang berbeda, penjelasan tentang keadaan masing-masing dari kelompok Mukmin dan pelaku pendustaan di akhirat, bahwa para pendusta itu akan sangat terhina. Hal ini lalu diikuti dengan anjuran untuk bergegas melakukan kebaikan selagi belum habis kesempatan, sebelum selanjutnya memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Terakhir, surat ini menjelaskan kekuasaan Allah untuk memberi anak perempuan, laki-laki, kedua-duanya, atau bahkan untuk tidak memberi anak sama sekali kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Disebutkan pula cara-cara Allah dalam berbicara dengan para nabi-Nya. Akhirnya surat ini ditutup dengan penjelasan tentang jalan yang benar dan lurus yang harus diikuti.]] Hâ, Mîm. 'Ain, Sîn, Qâf. Seperti gaya al-Qur'ân dalam mengawali beberapa suratnya, surat ini pun diawali dengan lima huruf fonemis. ] - Interpretation of ( Ash-Shura 1 )

[ حم ] - الشورى 1