الزمن (0,03160 ثانية)
#896

ترجمة ( فصلت 1 ) في Indonesian من طرف Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[41 ~ FUSHSHILAT (AYAT-AYAT TERPERINCI) Pendahuluan: Makkiyyah, 54 ayat ~ Dalam surat yang diawali dengan huruf-huruf Arab yang dibaca secara eja--seperti banyak terdapat pada surat-surat lain dalam al-Qur'ân--pertama-tama disinggung masalah al-Qur'ân yang di antara isinya adalah kabar gembira dan ancaman. Disinggung pula, setelah itu, sikap orang musyrik yang berpaling dan memusuhi seruan al-Qur'ân, dan sikap Rasulullah yang tetap teguh menghadapi mereka dengan mengatakan, "Aku hanyalah seorang manusia seperti kalian yang, melalui wahyu, diberitahu bahwa Tuhan kalian adalah Mahaesa. Dari itu, luruslah kalian, dan mohonlah ampunan kepada-Nya!" Pada bagian lain terdapat peringatan bagi orang-orang musyrik mengenai tanda-tanda kekuasaan Allah yang terdapat dalam penciptaan langit dan bumi. . Kemudian diikuti, secara berturut-turut, dengan ancaman azab yang meyiksa bangsa-bangsa yang terdekat dengan mereka, yaitu bangsa Ad dan Tsamûd, dan gambaran tentang hari kiamat. Pada hari itu, menurut surat ini, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan yang pernah mereka lakukan. Hari itu merupakan hari saat terjadi perdebatan antara orang musyrik itu dengan anggota-anggota badan mereka. Dan seperti tersebut dalam surat ini, selanjutnya para pengikut orang musyrik, pada hari itu akan mengatakan, "Ya Tuhan kami, perlihatkanlah kepada kami para jin dan manusia yang telah menyesatkan kami. Mereka akan kami injak- injak di bawah telapak kaki kami hingga menjadi golongan yang paling rendah." Pada bagian selanjutnya, setelah pembicaraan mengenai orang-orang musyrik di atas, surat ini berbicara tentang orang-orang Mukmin. Hal itu sesuai dengan metode al-Qur'ân yang setiap kali berbicara mengenai ihwal orang-orang kafir selalu disertai dengan pembicaraan mengenai orang-orang Mukmin. Orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah," kemudian beristikamah. Setelah pemaparan dua kelompok manusia itu--Mukmin dan kafir--surat ini kemudian mengadakan perbandingan antara yang baik dan yang buruk, yaitu bahwa "kebaikan tidak sama dengan keburukan". Pembicaraan kemudian beralih dengan mengarahkan pandangan kita kepada tanda-tanda kekuasaan Allah dalam membangkitkan dan menghidupkan orang mati; ancaman keras kepada orang yang menyelewengkan ayat-ayat Allah; keterangan bahwa al-Qur'ân, yang diturunkan oleh Sang Mahabijaksana dan Maha Terpuji, ini tidak pernah salah; dan keterangan bahwa misi yang dibawa Nabi Muhammad bukan merupakan hal baru. Dalam surat ini, secara singkat disebut pula salah satu tabiat manusia, yaitu apabila mendapat nikmat dari Allah ia berpaling dari kebenaran, dan apabila mendapat kesusahan ia berdoa sangat panjang. Surat ini ditutup dengan dua hal penting. Pertama, isyarat tentang kedudukan al-Qur'ân yang berisi kebenaran yang tak diragukan lagi. Hal ini dapat kita pahami melalui ayat 53: "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kemahakuasaan Kami, di segala ufuk dan pada diri mereka, sehingga akan jelas bagi mereka bahwa hal itu adalah benar." Kedua, bahwa sikap orang-orang kafir itu disebabkan oleh keragu-raguan akan kebangkitan yang terdapat pada ayat 54: "Mereka sungguh- sungguh berada dalam keraguan tentang hari perteman mereka dengan Tuhan. Ingatlah, bahwa Allah Maha Meliputi segala sesuatu."]] Hâ, mîm merupakan dua huruf eja Arab yang banyak dipakai dalam pembukaan beberapa surat al-Qur'ân untuk menggugah perhatian orang yang mendengarnya, di samping sebagai salah satu bukti kemukjizatan al-Qur'ân. ] - ترجمة ( Fussilat 1 )

[ حم ] - فصلت 1

#897

ترجمة ( البقرة 178 ) في Indonesian من طرف Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Di antara syariat yang Kami wajibkan atas orang-orang beriman adalah hukum yang mengatur soal pembunuhan dengan sengaja. Telah Kami wajibkan pelaksanaan kisas atas kalian sebagai hukuman bagi pelaku pembunuhan. Janganlah kalian mencontoh tirani kaum jahiliah. (1) Mereka menghukum orang merdeka bukan pelaku pembunuhan sebagai balasan atas terbunuhnya seorang budak. Laki-laki sebagai ganti wanita. Petinggi kaum sebagai ganti rakyat jelata tanpa memberi hukuman pada pelaku pembunuhan itu sendiri. Maka dengan hukum kisas ini Kami mewajibkan bahwa orang merdeka harus dikisas karena membunuh orang merdeka lain, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Jadi, landasan hukum kisas ini adalah semata-mata untuk menghentikan kejahatan si pembunuh dengan memberikannya hukuman yang setimpal. Tapi apabila pihak keluarga korban berhati lapang dan memilih sesuatu yang lebih baik dari itu dengan tidak menuntut balas, dan memberi maaf pada terdakwa, maka mereka berhak mendapatkan diyat. Jika itu yang dikehendaki oleh pihak keluarga korban, maka hendaknya ia menerima pilihan mereka sendiri secara sukarela tanpa menekan apalagi menggunakan kekerasan terhadap pelaku. Si pelaku semestinya menyerahkan diyat itu secepatnya dan tidak menundanya. Dan sesungguhnya di dalam hukum kisas yang Kami wajibkan itu terdapat keringanan bagi orang-orang Mukmin, jika dibandingkan dengan hukum Tawrât, yang tidak memberikan pilihan bagi pelaku pembunuhan kecuali dihukum bunuh. Sebagaimana terdapat pula rahmat bagi mereka sehingga tidak hanya mengharap maaf dari keluarga korban. Barangsiapa yang melanggar ketentuan hukum ini maka baginya azab yang pedih di dunia dan akhirat. {(1) Orang-orang Arab pada masa jahiliah membedakan antara petinggi kaum dengan orang biasa. Misalnya ketika salah seorang kepala suku terbunuh, pembalasan atas pembunuhan itu tidak hanya terbatas pada si pembunuh. Bagi mereka terdapat perbedaan antara darah orang biasa dengan darah petinggi, antara jiwa orang biasa dengan jiwa petinggi. Ketika Islam datang, kebiasaan itu ditinggalkan dengan memberlakukan hukum kisas, yaitu suatu ketentuan hukum yang menetapkan bahwa pembalasan terhadap tindak pembunuhan hanya diberlakukan terhadap si pembunuh. Jika seorang yang merdeka terbunuh, siapa pun orangnya, tebusannya adalah orang merdeka pula, hamba dengan hamba, wanita dengan wanita dan seterusnya. Dapat dipahami secara eksplisit bahwa seorang budak tidak akan dikisas karena melakukan pembunuhan terhadap orang merdeka dan sebaliknya seorang merdeka tidak dikisas karena membunuh budak. Akan tetapi, pada ayat lain kita menemukan bahwa hukum kisas itu berlaku secara umum tanpa memandang status dan jenis kelamin. Ini merupakan suatu hukum yang telah diundangkan dalam kitab Tawrât, Injîl dan al-Qur'ân. Allah berfrman, "Dan telah Kami tentukan terhadap mereka di dalamnya (Tawrât) bahwa jiwa dibalas dengan jiwa" (lihat surat al-Mâ'idah). Dan Rasululullah bersabda, "Orang-orang Muslim itu saling melindungi hak hidup masing-masing," dan, "Nyawa dibalas dengan nyawa." Tampaknya, bahwa dalam hukum kisas ini Islam memiliki sudut pandang yang berbeda dengan pandangan para ahli hukum, dengan menjadikan kisas itu sebagai hak bagi keluarga si terbunuh, sebagai peredam kemarahan di satu sisi dan sebagai upaya prefentif untuk menjaga hak hidup orang yang tak berdosa di sisi lain. Oleh karena itu dalam hal ini pihak keluarga korban memiliki hak memaafkan pelaku di samping hak menuntut balas (kisas) itu sendiri, sementara pihak penguasa (waliy al-amr) memiliki kekuasaan untuk memberi hukuman mati sebagai ta'zîr jika dalam hal itu terdapat maslahat. Dalam penetapan hukum kisas ini, Islam tidak memandang dari sudut motif, karena si pelaku dianggap zalim apa pun motif yang melatarbelakangi kejahatannya. Bahkan, melihat kejahatan dari sisi motifnya akan melahirkan rasa kasihan pada si pelaku dan mengabaikan maslahat korban yang semua itu sering kali mendorong tindak balas dendam yang tidak ada habisnya. Belakangan ini teori hukum Islam dalam persoalan kisas banyak mendapat tanggapan dan kajian serius di berbagai perguruan tinggi di Eropa. } ] - ترجمة ( Al-Baqarah 178 )

[ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنْثَى بِالْأُنْثَى فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ ] - البقرة 178

#891

ترجمة ( الحجرات 1 ) في Indonesian من طرف Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[49 ~ AL-HUJURAT (KAMAR-KAMAR) Pendahuluan: Madaniyyah, 18 ayat ~ Surat ini dimulai dengan larangan kepada orang-orang Mukmin untuk menilai sesuatu sebelum datang perintah Allah dan Rasul-Nya, larangan mengangkat suara lebih tinggi di atas suara Rasul saw., pujian terhadap orang-orang yang merendahkan suaranya di hadapan Rasul, dan celaan terhadap orang-orang yang tidak beradab dan memanggil Rasul dari luar kamarnya. Kemudian dijelaskan perintah kepada orang-orang Mukmin untuk selalu bersikap selektif dan teliti dalam menerima suatu berita dari orang-orang fasik dan lemah imannya, perintah yang harus dilakukan oleh para pemimpin dalam menghadapi dua kelompok orang-orang Mukmin yang sedang berperang, larangan bagi orang-orang Mukmin untuk saling mengolok-olok dan mencela sesamanya, larangan berburuk sangka dan memata-matai orang-orang yang berbuat kebaikan. Selain itu, surat ini juga menjelaskan larangan bagi orang-orang Arab Badui untuk mengaku bahwa mereka telah beriman sebelum iman itu menetap dalam hati mereka dan keterangan tentang siapakah orang-orang Mukmin yang sebenarnya. Kemudian dalam akhir surat ini dijelaskan larangan terhadap orang-orang yang menganggap bahwa mereka telah memberi nikmat kepada Rasulullah dengan masuknya mereka ke dalam agama Islam. Namun sesungguhnya nikmat itu hanyalah milik Allah yang dianugerahkan kepada mereka dengan memberi petunjuk mereka kepada keimanan jika mereka termasuk orang-orang yang benar.]] Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya dalam menetapkan hukum masalah keagamaan dan keduniaan. Jagalah diri kalian dari azab Allah dengan jalan menaati perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar semua yang kalian katakan dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. ] - ترجمة ( Al-Hujurat 1 )

[ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ] - الحجرات 1

#892

ترجمة ( يونس 1 ) في Indonesian من طرف Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[10 ~ YUNUS (NABI YUNUS) Pendahuluan: Makkiyyah, 109 ayat ~ Surat ini termasuk dalam Surat Makkiyyah yang diturunkan di Mekah. Dengan berisikan 109 ayat, surat ini dimulai dengan menerangkan tentang kedudukan Kitab Suci al-Qur'ân dan apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrik tentang Nabi Muhammad saw. Kemudian disebutkan tentang alam semesta dan bukti-bukti kebesaran Allah yang ada di dalamnya, tentang ganjaran pada hari kiamat dan ketentuan Allah yang berlaku atas orang-orang kafir serta keterangan tentang kejelekan akidah mereka. Dijelaskan juga tentang keadaan manusia dalam kesusahan dan kegembiraan, tentang kekuasaan Allah dan ketidakmampuan berhala-berhala atas segala sesuatu, tentang tantangan untuk mendatangkan satu surat, meskipun hanya berbentuk tipu daya. Selain itu, terdapat pula ancaman keras dengan azab Allah, keterangan mengenai keadaan jiwa manusia dan bahwa Allah Mahateliti terhadap perbuatan-perbuatan mereka. Kemudian pembicaran beralih untuk menghibur Rasulullah saw. yang merasa sakit oleh kekufuran mereka, dengan memberikan alasan yang pasti kepada mereka. Muhammad dihibur dengan kisah para nabi dengan kaumnya: kisah Nabi Nûh, Nabi Mûsâ dan Nabi Hârûn beserta Fir'aun dan Banû Isrâ'îl, kemudian kisah Nabi Yûnus, yang namanya dijadikan tajuk surat ini. Kemudian setelah itu keterangan yang ada pada surat ini diarahkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk menyempurnakan pelajaran.]] Alif, Lâm, Mîm merupakan huruf-huruf yang digunakan Allah untuk membuka sebagian surat. Dialah yang Maha Mengetahui makna sebenarnya dari huruf-huruf itu. Huruf-huruf itu mengisyaratkan bahwa al-Qur'ân terdiri atas huruf-huruf seperti itu. Kendati demikian, orang-orang musyrik tetap tidak dapat mendatangkan sesuatu yang semisal dengan al-Qur'ân! Sekalipun mereka telah bersepakat untuk tidak mendengarkan ayat-ayat suci ini atau ayat-ayat al-Qur'ân lain yang memiliki gaya bahasa dan makna sangat sempurna, dan juga mengandung hikmah serta segala yang bermanfaat bagi manusia dalam urusan dunia maupun akhirat, huruf-huruf fonetis ini merangsang perhatian orang-orang musyrik, sehingga mereka mendengarkannya. ] - ترجمة ( Yunus 1 )

[ الر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ ] - يونس 1

#893

ترجمة ( الحديد 1 ) في Indonesian من طرف Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[57 ~ AL-HADID (BESI) Pendahuluan: Madaniyyah, 29 ayat ~ Surat ini dimulai dengan berita bahwa Allah disucikan oleh semua yang ada di langit dan di bumi, lalu dilanjutkan dengan keterangan tentang sebab-sebab penyucian itu, yaitu bahwa Allah adalah Pemilik kerajaan langit dan bumi, Maha Mengetahui dan bebas melakukan apa saja terhadap segala makhluk yang ada pada keduanya. Selanjutnya, disebutkan pula perintah untuk beriman kepada Allah dan membelanjakan harta di jalan-Nya. Membelanjakan harta, menurut bagian surat selanjutnya terbagi menjadi beberapa tingkat, tergantung pada faktor apa yang mendorongnya. Setelah itu, surat ini memaparkan gambaran orang-orang Mukmin di hari kiamat yang memancarakan cahaya, dari arah depan dan dari arah-arah sekitarnya. Selain itu, dalam surat ini terdapat pula gambaran tentang orang munafik yang berusaha menunggu orang-orang Mukmin itu demi mengambil sedikit dari cahaya mereka. Kedua kelompok ini dipisahkan oleh suatu pagar yang berpintu: bagian dalamnya berisi kasih sayang, sedang bagian luarnya adalah siksaan. Pembicaraan kemudian beralih kepada perintah kepada kaum mukminin untuk menundukkan hati mereka mengingat Allah dan kebenaran yang telah diturunkan (al-Qur'ân). Selanjutnya surat ini memaparkan kepada kaum mukminin itu kedudukan orang-orang yang mempercayai, baik laki-laki maupun perempuan, di sisi Tuhan dan menerangkan bahwa tempat kembali orang-orang kafir dan pendusta adalah neraka Jahîm. Ayat-ayat berikutnya berisikan tamsil tentang betapa remehnya kehidupan dunia dengan segala kesenangan yang ada di dalamnya, dan tamsil tentang betapa besarnya kesenangan dan azab akhirat. Pada bagian berikutnya, surat ini menyampaikan himbauan agar kita menjadi orang yang bersegera meminta ampunan, dan menenangkan hati dengan meyakini bahwa segala kebaikan dan keburukan yang menimpa sudah tercatat di sisi Allah, dengan harapan agar hati menjadi tunduk dan menerima ketentuan-Nya. Pada bagian selanjutnya, surat ini membicarakan masalah pengutusan dan kesinambungan para rasul, dan bagaimana mereka didukung dengan bukti-bukti, kitab-kitab dan sarana- sarana kekuatan dan bagaimana mereka berbuat untuk meluruskan umat manusia secara adil. Dan, sebagai penutup, surat ini diakhiri dengan seruan kepada umat Islam untuk bertakwa, janji untuk melipatgandakan kasih sayang, dan janji untuk mendapatkan karunia yang tidak dapat diwujudkan oleh selain Allah. Hal itu disebabkan karena karunia itu berada di tangan Allah. Dia bebas untuk memberikannya kepada siapa saja. Allah memiliki karunia yang besar.]] Semua makhluk yang ada di langit dan di bumi--manusia, hewan dan benda mati--menyucikan Allah Yang Mahaperkasa, mengatur semua urusan dengan bijaksana. ] - ترجمة ( Al-Hadid 1 )

[ سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ] - الحديد 1

#894

ترجمة ( غافر 1 ) في Indonesian من طرف Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[40 ~ GHAFIR (MAHA PENGAMPUN) Pendahuluan: Makkiyyah, 85 ayat ~ Seperti halnya beberapa surat lain, surat ini diawali dengan dua huruf eja yang dilanjutkan dengan menyebutkan posisi al-Qur'ân yang diturunkan dari Sang Mahaperkasa, Maha Mengetahui, Maha Pengampun semua dosa, Maha Penerima tobat, Tuhan yang siksa-Nya teramat pedih dan yang memiliki karunia. Setelah itu, surat ini mengajak kita untuk mengesakan Tuhan dan jangan sampai tertipu dengan kekuasaan yang, bisa jadi, ada pada orang-orang kafir. Mereka, orang-orang kafir itu, kemudian diajak untuk mengingat kembali nasib yang diderita bangsa-bangsa sebelum mereka. Kemudian, setelah itu, disebut pula tentang malaikat-malaikat yang memikul arasy Tuhan sambil bertasbih dan bertahmid, dan ihwal orang-orang kafir yang mendapat murka Allah. Pada lebih dari satu tempat, surat ini berbicara tentang tanda-tanda kemahakuasaan Allah yang terdapat pada diri kita, langit, bumi dan nikmat-nikmat dan karunia-Nya. Di samping itu, dalam surat ini Allah mengajak kita, melalui beberapa ayat, untuk beribadah hanya kepada-Nya. Di antaranya adalah ayat-ayat. yang maknanya berbunyi: "Oleh karena itu, sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya"; "Dan Tuhan berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, pasti kalian akan Aku kabulkan'"; "Itulah Allah, Tuhan kalian, Pencipta segala sesuatu. Tidak ada Tuhan selain Dia". Pada bagian lain, surat ini juga mengingatkan kita tentang hari kiamat melalui ayat yang maknanya berbunyi: "Berilah peringatan kepada mereka tentang hari yang dekat (kiamat), ketika hati menjadi sesak sampai ke kerongkongan karena menahan sedih." Sedikit kisah mengenai Mûsâ a. s. bersama Fir'aun dan kaumnya, terutama sekali kisah tentang pengikut Fir'aun yang beriman, juga disinggung dalam surat ini. Terakhir, surat ini diakhiri dengan ajakan kepada umat manusia untuk berjalan menjelajahi bumi, agar dapat mengambil pelajaran dari pengalaman bangsa-bangsa sebelumnya, seperti, misalnya, menyangkut persoalan bagaimana mereka tertipu oleh pengetahuan mereka sendiri yang kemudian berakhir dengan buruk. Nah, ketika mereka tertimpa azab Allah, mereka berkata, "Sekarang kami beriman kepada Allah dan mengingkari semua yang dulu kami anggap sebagai sekutu-sekutu-Nya." Tetapi, sayang, pernyataan iman mereka itu telah terlambat. Sebab, "Keimanan mereka tidak berguna lagi ketika mereka melihat siksa Kami". Itu semua merupakan ketentuan Allah (sunnatullâh) yang berlaku pada makhluk ciptaan-Nya. Dan kita tidak akan menemukan perubahan pada sunnatullâh. Maka, ketika siksaan itu telah datang, orang-orang kafir akan sangat merugi.]] Hâ, Mîm, adalah huruf-huruf eja yang mengawali surat ini, seperti halnya cara al-Qur'ân dalam mengawali beberapa surat lainnya, yang merupakan isyarat bahwa kitab suci al-Qur'ân ini menggunakan bahasa yang sama dengan bahasa yang digunakan orang-orang Arab. Namun demikian, mereka tidak mampu membuat sesuatu yang serupa. ] - ترجمة ( Ghafir 1 )

[ حم ] - غافر 1

#895

ترجمة ( العنكبوت 1 ) في Indonesian من طرف Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[29 ~ AL-'ANKABUT (LABA-LABA) Pendahuluan: Makkiyyah, 69 ayat ~ Surat yang berisikan 69 ayat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyyah, kecuali ayat 1 sampai 11 yang merupakan ayat-ayat Madaniyah. Surat ini dimulai dengan keterangan bahwa keimanan orang-orang Mukmin harus diuji dengan cobaan-cobaan dan berjihad mempertahankan negeri kebenaran dan keimanan. Manusia telah dipesankan untuk berbuat baik kepada orangtuanya, dan juga diperintahkan untuk berjihad, sehingga terkumpul perintah untuk berbuat baik (ihsân) dan perintah untuk berjihad. Di dalamnya juga ada keterangan tentang kelompok-kelompok manusia dari segi keimanannya. Di antara mereka ada yang mengaku, dengan lisannya, telah beriman tetapi hatinya tidak tunduk. Kemudian surat ini menuturkan kisah Nabi Nûh dan jihadnya di antara kaumnya, juga kisah Nabi Ibrâhîm dalam dakwahnya serta keterangan tentang bentuk pelajaran yang diambil oleh Nabi Muhammad. Kemudian dilanjutkan dengan keterangan tentang reaksi kaum Nabi Ibrâhîm. Setelah itu kisah tentang Nabi Lûth dan kaumnya, pengutusan rasul-rasul Allah dari jenis malaikat untuk membinasakan mereka, dan selamatnya keluarga Lûth kecuali istrinya. Kemudian diteruskan dengan memaparkan kisah Nabi Syu'aib dengan penduduk Madyan, Nabi Hûd dengan kaum 'Ad, Nabi Shâlih dengan kaum Tsamûd, kesombongan Qârûn, Fir'aun, Hâmân dan akibat dari perbuatan mereka. Dalam surat ini Allah menjelaskan bahwa peribadatan orang-orang musyrik kepada berhala-berhala sebenarnya berasaskan pada alasan yang lebih lemah daripada sarang laba-laba. Dan perumpamaan seperti ini tidak akan diketahui kecuali oleh orang-orang yang menggunakan akalnya. Kemudian Allah memerintahkan nabi-Nya untuk tidak membantah Ahl al-Kitâb kecuali dengan cara yang baik. Setelah itu Allah mengisyaratkan bahwa Rasulullah adalah seorang yang buta huruf, dan hal itu merupakan bukti akan kebenaran ajaran-ajarannya. Dalam surat ini juga disebutkan tentang sikap keras kepala orang-orang musyrik yang meminta mukjizat inderawi yang akan mereka ingkari, sebagaimana kaum Mûsâ mengingkarinya. Juga tentang permintaan mereka untuk segera diturunkan azab kepada mereka, sedangkan Allah telah menerangkan kepada mereka apa yang mereka hadapi. Allah menyebutkan juga tentang balasan orang-orang Mukmin dan kafir pada hari kiamat. Setelah itu, perhatian diarahkan kepada alam semesta dan karunia-karunia Allah yang ada di dalamnya, dan juga disebutkan tentang nilai dunia jika dibandingkan dengan akhirat. Keadaan orang-orang musyrik yang lemah dan kebergantungan mereka kepada Allah ketika mereka merasa takut, dan kekuatan serta kesyirikan mereka ketika mereka dalam keadaan aman juga disebutkan dalam surat ini. Selanjutnya Allah menerangkan nikmat-Nya kepada mereka di Bait al-Hârâm serta kekufuran mereka atas nikmat itu. Terakhir diterangkan pula tentang keutamaan para mujahid.]] Alif, Lâm, Mîm adalah huruf-huruf fonemis yang digunakan untuk menerangkan bahwa al-Qur'ân, sebagai suatu mukjizat, terdiri atsas huruf-huruf yang dapat mereka ucapkan dengan baik, di samping untuk menarik perhatian orang-orang yang mendengarnya serta memalingkan perhatian mereka kepada kebenaran. ] - ترجمة ( Al-Ankabut 1 )